Setiap rumah tangga pasti membutuhkan berbagai peralatan dapur. Terutama bagi yang baru pindah atau pengantin baru yang tinggal di hunian barunya, semua perabotan mesti dibeli dari awal.
Perabotan rumah tangga sendiri ada banyak dan bervariasi, misalnya rice cooker, blender, microwave, kompor, oven, food processor, juicer, mixer, dll. Kalau ibu-ibu pasti bisa sebutin lebih banyak lagi. Btw, untuk rekomendasi perabotan dapur dari berbagai merk dan harga, bisa kunjungi AturRumah.com.
Yang jadi masalah, kalau beli segitu banyak perabotan, bisa habis jutaan bahkan puluhan juta.
Jadi, yang perlu Anda pikirkan sekarang adalah metode pembayaran. Saat ini telah hadir metode bayar secara cash dan kartu kredit. Bingung mau pilih yang mana? Sebenarnya, keduanya memiliki pro dan kontra masing-masing. Oleh karena itu, yuk cari tahu info detailnya di bawah ini:
Cash

Cash merupakan pembayaran langsung. Metode pembayaran secara cash sudah dilakukan sejak lama. Bahkan, hingga saat ini cash tetap diberlakukan untuk sejumlah transaksi, termasuk saat belanja peralatan di dapur. Sebagai bahan pertimbangan, ini pro kontranya:
Pro:
• Simple. Abis pilih barang, bayar, dan selesai deh. Anda tidak perlu memikirkan cicilan pada akhir bulan atau awal bulan depan. Ini bagus untuk meminimalisir tumpukan cicilan bagi orang yang suka kecanduan belanja yang kurang penting.
• Terbatas dalam belanja online. Ya, memang saat ini beberapa online shop sudah menerapkan sistem COD (cash on delivery) yang bisa dibayar tunai saat barang sudah sampai ke rumah. Namun, ada juga toko yang tidak menyediakan fitur tersebut, maka mau tidak mau Anda harus melakukan pembayaran menggunakan m banking, credit card, atau metode transfer lainnya.
Cons:
• Budget kurang. Namanya uang belanja, kadang kala kurang. Kalau nunggu sekian depan karena harus nabung dulu baru bayar cash ya lama. Apalagi, barang yang ingin dibeli harus digunakan dari sekarang, nunggu sekian bulan jadi lama banget!
• Bahaya. Kejahatan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Nah, dengan Anda membawa uang dalam jumlah yang cukup banyak, kalau lagi apes bisa terjatuh atau bahkan dicopet (amit-amit dah).
Kartu Kredit
Apa itu kartu kredit? Yaitu sebuah alat pembayaran pengganti uang tunai dalam bentuk kartu yang diberikan oleh pihak bank. Singkatnya, bank yang akan bayar total belanja Anda pada toko, nanti pada awal atau akhir bulan baru Anda cicil atau lunasin ke bank.
Di Indonesia, baik bank negeri atau swasta sudah banyak yang meluncurkan kartu kredit seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, BNI Syariah, dll yang menawarkan keunggulan masing-masing.
Penggunaan kartu kredit untuk transaksi ini juga tidak terlepas dari pro dan kontra, misal:
Pro:
• Bantu bayar. Banyak orang yang terbantu dengan kartu ini, beli dulu bayar belakangan.
• Bisa cicilan 3-12 bulan. Umumnya Anda bisa memilih tenor pembayaran antara 3-12 bulan.
• Bunga nol persen. Beberapa kartu kredit menawarkarkan fasilitas bunga 0%. Wow! Ini sangat memberi kenyamanan melunasi hutang tanpa biaya tambahan. Meskipun begitu, ada juga bank yang menyediakan bunga, biasanya mulai dari 0,5 %. So Anda harus teliti sebelum transaksi.
Kontra:
• Dilarang telat bayar. Terlepas dari keuntungan yang diperoleh, bayar cicilan tidak boleh terlambat atau telat. Entah karena tidak ada uang atau lupa bayar, nasabah akan kena denda atau penalti.
• Ketagihan ngutang. Ada tipe nasabah yang kerap tergoda untuk menghutang lebih banyak daripada yang ia mampu. Pada akhirnya, ia akan pusing dan kesusahan untuk membayar.
Kesimpulannya, jika Anda kesulitan membayar secara cash, menggunakan kartu kredit bisa jadi pilihan. Daripada pinjam ke saudara, tetangga, atau teman, belum tentu dipinjamin, malah dapet nasehat.
So, sesuaikan dengan situasi Anda saat ini, mana metode pembayaran yang lebih pas, baik itu cash maupun pakai kartu kredit.